3 Pelajaran dari Buku Atomic Habits karya James Clear

Adrian Fizgerald
5 min readMar 17, 2021

--

Review in Bahasa Indonesia

“Kok kayaknya susah banget ya ngelakuin kebiasaan yang ini?”

“Duh susah banget nih ngilangin kebiasaan buruk yang ini!”

“Pengen sih punya kebiasaan baru yang positif, tapi mulainya dari mana ya? Bingung.”

Segudang pertanyaan seperti ini biasa dialami semua orang. Banyak dari kita ketika membicarakan tentang kebiasaan sering merasa bersalah, karena banyak kebiasaan yang gagal kita jalani. Misalnya ingin memulai kebiasaan untuk mulai hidup sehat dengan olahraga seminggu 3x sepulang kerja, tapi gagal karena berbagai alasan seperti kerjaan lain yang menumpuk bahkan mengurus keluarga di rumah. Ingin berhenti merokok, tetapi susah karena lingkungan sekitar yang mendorong untuk merokok.

Semua orang mengalami nya, lewat bukunya James Clear berusaha memberikan cara-cara bagaimana memulai sebuah kebiasaan, konsisten dengan kebiasaan dan bagaimana puas dengan kebiasaan yang kita jalani.

Source image: James Clear

Buku ini diawali dengan cerita James yang mengalami kecelakaan ketika ia tergabung dengan Tim baseball di kampusnya. James dihantam tongkat baseball yang terlepas dari tangan rekan setimnya ketika memukul bola. Hidungnya patah, tengkorak retak, dan rongga matanya sobek. James mencoba bangkit dengan segala kondisi yang ia alami. Ia mulai membangun kebiasaan baik seperti tidur lebih awal pada malam hari dan menjaga ruang tidurnya di asrama tetap rapi.

Pada masa pemulihannya, ia memulai kebiasaan mengangkat beban di pusat kebugaran dan menambah beban tersebut setiap minggu. Alhasil, tubuh 182cm James yang tadinya memiliki berat 70kg, bertambah menjadi 90kg. Ia memulai kebiasaan kecil yang konsisten untuk hasil yang lebih baik. James bangkit dalam perjalanan nya sebagai pemain baseball di kampus, ia mendapatkan penghargaan tertinggi di kampusnya, The President’s Medal.

Ada 3 pelajaran yang mampu kita pelajari dalam buku Atomic Habits. Yang pertama adalah, Lupakan tentang goals, lebih baik fokus pada sistem.

1. Forget about Goals, Focus on Systems Instead.

Banyak dari kita yang fokus kepada tujuan ketika kita memulai kebiasaan. Kita menabung dengan tujuan kita menyimpan uang lebih. Kita berolahraga untuk mendapatkan tubuh yang lebih bugar. Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi dalam prakteknya, seringkali kita gagal. Minimal, kita gagal konsisten ketika menjalani hal-hal seperti contoh tadi.

James pun demikian, ia akhirnya menyadari bahwa tujuan yang ditetapkan memiliki hubungan yang sangat kecil dengan hasil yang didapatkan. James berpendapat bahwa goals/tujuan berhubungan dengan hasil yang diinginkan. Sistem berhubungan dengan kemajuan yang dijalani dengan hasil yang diinginkan. Apakah dengan fokus kepada sistem artinya membuat kita mengabaikan tujuan kita? Tentu tidak.

James beranggapan bahwa goals/tujuan sangat baik untuk membuat arah tujuan, tetapi sistem sangat baik untuk membuat kemajuan. Lebih baik membangun kebiasaan dalam skala atom yang sangat kecil yangmenjadi bagian dari sebuah sistem yang lebih besar dan kemudian dikembangkan menjadi besar.

Contoh yang aku terapkan, ketika aku ingin cepat tidur di malam hari karena harus bangun pagi keesokan harinya. Aku tidak lagi fokus bagaimana tidur tepat jam10 malam.

Tetapi gimana membangun sistem untuk mendukung tidur jam 10 malam, yaitu dengan mulai mematikan perangkat elektronik seperti hp atau laptop 1 jam sebelum jam 10 malam, mulai meredupkan lampu dan melakukan aktivitas pengantar tidur seperti membaca.

Sistem itu dibangun pelan-pelan, misalnya hari pertama waktu mematikan device nya 1 jam sebelum tidur, hari kedua dan seterusnya mulai bisa dimatikan lebih awal. Selain itu, distraksi lainnya juga berusaha aku hindari untuk mendukung sistem yang sedang dibangun. Hasilnya, selama seminggu aku mampu tidur di jam 10 malam, sebelumnya aku tidur di atas jam 10 malam.

Kemudian pelajaran berikutnya yang aku dapat dari buku atomic habits adalah untuk mencintai kebiasaan kita, kebiasaan harus dibuat lebih mudah untuk dijalani.

2. The Law of Least Effort

Banyak kebiasaan sangat mudah dilakukan, seperti scrolling, binge-watching, dan stalking mantan. Mengapa? Karena hal-hal tersebut mudah sekali dilakukan dan hampir tanpa effort karena sangat nyaman untuk dilakukan. Sedangkan ketika kita membangun kebiasaan, kita sedang membuat diri kita tidak nyaman.

Karena akan ada batasan-batasan yang membuat diri kita terpaksa melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan untuk hasil yang baik. Diet untuk badan yang lebih langsing, olahraga untuk bentuk tubuh yang lebih bagus, menabung untuk punya uang lebih. Sangat tidak nyaman kan ketika kebebasan-kebebasan kita dibatasi, untuk itu kebiasaan baru dan yang tidak kita sukai harus dibuat segampang mungkin agar kita bisa ikuti.

Sebagai permulaan, untuk meminimalisir effort/usaha, untuk memulai atau pun menghilangkan kebiasaan, semuanya harus dimulai dengan cara mengurangi rintangan dalam menjalankan kebiasan tersebut.

Contoh yang aku terapkan seperti ini, karena aku orang yang sangat takut kelupaan sesuatu dan sering kelupaan juga. Jadi ketika aku berencana bertemu seseorang atau pergi ke suatu tempat, malam sebelumnya aku menyiapkan baju yang akan aku gunakan besok. Sehingga keesokan harinya aku bangun pagi, aku tetap ingat bahwa ada appointment dengan seseorang hari itu ketika aku melihat baju yang sudah aku siapkan untuk pergi. Dengan itu aku jadi tidak lupa bahwa hari ini ada rencana ketemu dengan seseorang.

Pelajaran terakhir yang aku dapatkan dari buku Atomic Habits, adalah memanfaatkan kesenangan yang sesaat.

3. Habits of Avoidance

Pernah workout berhari-hari bahkan berbulan-bulan dan merasa tidak ada perubahan ketika bercermin?

Pernah sudah nabung berbulan-bulan rasanya tabungan masih sangat kecil?

Yap. Banyak dari kebiasaan baik tersebut seringkali melatih kesabaran kita. Perlu pengorbanan untuk sampai ke tujuan dan hasil yang diinginkan. Dalam semua proses itu, seringkali kita tergoda untuk berhenti menjalankan kebiasaan yang kita jalani dan mengambil jalan pintas.

Lalu bagaimana agar konsisten ketika menjalankan kebiasaan yang baru kita jalani? Tentu tidak ada sulap tertentu, yang ada hanya dengan tetap menjalankan nya. Namun dengan sedikit modifikasi.

James mengungkapkan bahwa kita harus membuat sebuah larangan terlihat jelas di depan mata.

James menceritakan dalam bukunya, pasangan suami istri pembaca bukunya ingin berhenti membeli makanan di luar dan ingin memulai masak bersama di rumah. Pasutri tersebut membuka sebuah rekening baru dengan judul “Liburan ke Eropa.”

Sehingga, setiap mereka tidak jadi pergi ke luar untuk makan, mereka mengirim uang sebanyak $50 ke dalam rekening tersebut. Akhirnya, mereka malah mampu memiliki jumlah uang yang cukup untuk biaya liburan ke Eropa.

Pasutri tersebut menahan diri untuk tetap makan di rumah, mereka membuat pengorbanan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan. Pasutri tersebut menabung sebagai bentuk pengorbanan mereka untuk tetap makan di rumah yang malah memberi mereka reward dalam hal lainnya. Dengan hasil yang sangat-sangat sebanding, pasutri tersebut selain mencapai kebiasaan yang mereka inginkan untuk tetap makan di rumah, mereka juga mampu berlibur ke Eropa dari hasil tabungan tersebut.

Penutup

Sebenarnya untuk membangun kebiasaan, konsisten menjalani kebiasaan dan mengurangi kebiasaan yang buruk adalah dengan membangun kebiasaan-kebiasaan tersebut dari hal-hal yang kecil. Selain itu kita harus membangun sistem dan lingkungan yang mendukung.

Tidak ada jalan pintas. Perlu strategi dan taktik yang membuat kita tertarik dengan kebiasaan yang sedang kita jalani maupun yang sedang kita hindari. Agar kita bisa mencapai hasil yang maksimal. Begitu kira-kira pelajaran yang dapat saya pelajari dari buku Atomic Habits karya James Clear.

Like kalau kalian suka dengan artikel seperti ini.

--

--